Timnas Vietnam U-18 akhirnya tersungkur di laga penentu penyisihan Grup B Piala AFF U-18 2017. Gagal melaju ke semifinal usai dikalahkan Myanmar secara dramatis dengan skor tipis 1-2 di Stadion Thuwunna, Yangon, Rabu (13/9/2017) malam.
Hasil yang mereka peroleh memang sangat menyakitkan. Sebab skuat negeri Paman Ho itu merupakan tim yang diunggulkan. Bahkan tim racikan Hoang Anh Tuan tampil begitu perkasa tak terkalahkan di tiga laga sebelumnya. Mulai dari melumat Brunei 8-1, mencukur Filipina 5-0, hingga mengalahkan Indonesia 3-0.
Tapi kemudian waktu jualah yang menyajikan episode kejutan tak terduga. Setelah sempat cukup lama merajai tahta klasemen Grup B, posisi Vietnam harus melorot usai cakar Garuda Nusantara mengoyak-ngoyak gawang Brunei Darussalam dengan 8 gol tanpa ampun. Koleksi poin Vietnam berhasil disusul Indonesia.
Tim dari negara penghasil beras terbesar di dunia itupun kemudian akhirnya benar-benar terjungkal dengan sakit hati teramat perih selepas dijegal tuan rumah. Terutama akibat regulasi pertandingan yang memaksa Vietnam harus angkat koper. Tak heran, sang pelatih langsung meluapkan kekecewaannya saat sesi jumpa pers usai laga pamungkas tersebut.
(foto: news.zing.vn)
“Regulasi yang menghentikan kami. Saya tak habis pikir mengapa regulasi semacam ini diterapkan dalam sebuah turnamen, karena semestinya tidak seperti ini,” sembur Hoang Anh Tuan.
“Apakah saya kecewa dengan regulasi turnamen ini? Tentu saja. Bayangkan, kami menang di tiga partai pertama dan tidak lolos. Anda juga lihat sendiri siapa tuan rumahnya, tapi saya tak mau berkomentar lebih jauh,” imbuh pria 49 tahun itu.
Tak hanya menyinggung Myanmar selaku tuan rumah, Hoang Anh Tuan juga sempat menyebut-nyebut Indonesia. Hanya saja, ia tampaknya tak mau menganggap kegagalan anak-anak asuhannya akibat ‘racun’ yang mereka telan saat melahap tim Merah Putih.
“Kami bermain bagus di babak pertama, tapi kemudian hilang fokus di paruh kedua. Apakah ini dampak dari duel kontra Indonesia? Saya pikir tidak,” ucapnya di awal wawancara tersebut.
Sebenarnya usai kalah berduel dengan Myanmar, poin yang dikumpulkan Vietnam adalah sembilan. Angka ini menyamai koleksi poin tim tuan rumah. Begitu pula produktivitas gol, kedua tim sama-sama berhasil menghunjamkan si kulit bundar sebanyak 14 kali ke dalam gawang lawan.
(foto: ngopibareng.id)
Namun berdasarkan regulasi pertandingan, Vietnam terpaksa berada di peringkat ketiga lantaran kalah dalam perhitungan head to head dengan Myanmar. Sebuah peraturan yang sebetulnya tak hanya menguntungkan tuan rumah, tapi sedikit banyak juga berimbas positif bagi Indonesia.
Hal ini membuktikan pula bahwa untuk menjadi pemenang pertempuran tidak harus melulu berkutat soal taktik di medan perang, tapi ada kalanya juga perlu melibatkan siasat dengan memanfaatkan kekuatan lawan itu sendiri.
Sumber referensi:
http://www.bola.com/indonesia/read/3093919/curhat-pelatih-vietnam-u-19-setelah-kandas-secara-tragis
http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2017/09/13/38576352/pelatih-vietnam-u-19-kecewa-dengan-regulasi-turnamen-piala-aff-u-