3. Taktik Master-Class Massimiliano Allegri
Image: telegraph.co.uk
Allegri mengambil alih posisi Antonio Conte yang luar biasa pada musim panas 2014 dan bisa runtuh di bawah perkiraan klub yang berbasis di Turin itu. Namun, ia tampil dengan gaya ganda di musim debutnya yang bertanggung jawab saat Juventus membawa pulang gelar liga keempat mereka sekaligus meraih Coppa Italia.
Mereka juga mengalami kekalahan telak dari Barcelona di final Liga Champions 2014/15, akhirnya harus puas menjadi yang terbaik kedua di Eropa musim itu. Musim 2015/16 ia melihat Juve lebih baik dengan raihan piala, mengantongi gelar liga, Coppa serta Supercoppa Italiana.
Mereka berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan treble bersejarah musim ini, dengan keunggulan sembilan poin di puncak klasemen dan menjadi finalis Coppa Italia. Tempat di final Champions League hampir diyakinkan dengan leg kedua tak lebih sekadar hanya sebuah formalitas belaka.
Selama menjalani tugasnya di Juve, Allegri telah mendalangi timnya dari kekuatan ke kekuatan di lapangan. Transfernya sangat cerdik, untuk sedikitnya, Higuain telah memberikan The Old Lady ketajaman di lini depan, Pjanic telah memberikan kenyamanan di lini tengah yang mengambil alih peran Andrea Pirlo dan Dani Alves telah menjadi wahyu di lini belakang dan sayap.
Pelatih asal Italia ini juga telah memberikan banyak bukti tentang kemampuannya untuk beradaptasi, dengan men-tweak formasi dan memutar pemain. Sementara empat pemain belakang tradisional dimainkankan melawan Barca, Allegri menggunakan pertahanan dengan tiga orang melawan Monaco. Ini mencekik serangan klub Prancis sementara pihaknya tetap kompak dan menemukan kenyamanan di sayap.
Pembacaannya mengenai permainan, lawan dan gaya bermain serta perubahan taktis yang terkadang menguntungkan timnya. Permainan Bianconeri juga meningkat tinggi di seluruh Eropa. Hanya trofi Liga Champions yang bisa mendorongnya lebih jauh.
ADS HERE !!!